Sunday, September 17, 2006 |
Gadis Dengan Setangkai Mawar ..... |
John Blanford berdiri tegak dari bangku di stasiun kereta api sambil melihat ke arah jarum jam, pukul 6 kurang 6 menit. John sedang menunggu seorang gadis yang dekat dalam hatinya tetapi tidak mengenal wajahnya, seorang gadis dengan setangkai mawar merah. Lebih dari setahun yang lalu John membaca buku yang dipinjam dari perpustakaan. Rasa ingin tahunya terpancing saat ia melihat coretan tangan yang halus di buku tersebut.
Pemilik terdahulu buku tersebut adalah seorang gadis bernama Hollis Molleon. Hollis tinggal di New York dan John tinggal di Florida. John mencoba menghubungi sang gadis dan mengajaknya untuk saling bersurat. Beberapa hari kemudian, John dikirim ke medan perang , Perang Dunia II. Mereka terus saling menyurati selama hampir satu tahun. Setiap surat seperti layaknya bibit yang jatuh di tanah yang subur dalam hati masing-masing dan jalinan cinta merekapun tumbuh.
John berkali-kali meminta agar Hollis mengirimkannya sebuah foto. Tetapi sang gadis selalu menolak, kata sang gadis "Kalau perasaan cintamu tulus John, bagaimanapun rupaku tidak akan merubah perasaan itu, kalau saya cantik, selama hidup saya akan bertanya-tanya apakah mungkin perasaanmu itu hanya karena saya cantik saja, bagaimana kalau saya biasa-biasa saja atau cenderung jelek? Saya takut kamu akan menulis surat hanya karena kesepian dan tidak ada orang lain lagi dimana kamu bisa mengadu. Jadi sebaiknya kamu tidak usah tau bagaimana rupa saya. Sekembalinya kamu ke New York nanti kita akan bertemu muka. Pada saat itu kita akan bebas menentukan apa yang akan kita lakukan."
Mereka berdua membuat janji untuk bertemu di Stasiun pusat di New York pukul 6 sore setelah perang usai. "Kamu akan mengenali saya, John, karena saya akan menyematkan setangkai bunga mawar merah pada kerah baju saya", kata nona Hollis. Pukul 6 kurang 1 menit sang perwira muda semakin gelisah, tiba-tiba jantungnya hampir copot, dilihatnya seorang gadis yang sangat cantik berbaju hijau lewat di depannya. Tubuhnya ramping, rambutnya pirang bergelombang, matanya biru seperti langit, luar biasa cantiknya.... Sang perwira mulai menyusul sang gadis, dia bahkan tidak menghiraukan kenyataan bahwa sang gadis tidak mengenakan bunga mawar seperti yang telah disepakati. Hanya tinggal satu langkah lagi kemudian John melihat seorang wanita berusia 40 tahun mengenakan sekuntum mawar merah di kerahnya. "O... itu Hollis!!!!
Rambutnya sudah mulai beruban dan agak gemuk. Gadis berbaju hijau hampir menghilang. Perasaan sang perwira mulai terasa terbagi dua, ingin lari mengejar sang gadis cantik tetapi pada sisi lain tidak ingin mengkhianati Hollis yang lembut dan telah setia menemaninya selama perang. Tanpa berpikir panjang, John berjalan menghampiri wanita yang berusia setengah baya itu dan menyapanya, "Nama saya John Blanford, anda tentu saja Nona Hollis, bahagia sekali bisa bertemu dengan anda, maukah anda makan malam bersama saya?" Sang wanita tersenyum ramah dan berkata, "Anak muda, saya tidak tau apa artinya semua ini, tetapi seorang gadis yang berbaju hijau yang baru saja lewat memaksa saya untuk mengenakan bunga mawar ini dan dia mengatakan kalau anda mengajak saya makan, maka saya diminta untuk memberitahu anda bahwa dia menunggu anda di restoran di ujung jalan ini, katanya semua ini hanya ingin menguji anda." (NN)
Pernahkah terpikir oleh anda sekalian, bahwa si pemuda bernama John Blanford di atas akan menarik semua perkataan-perkataan cinta romantis yang pernah ditulis dalam surat-suratnya apabila, katakanlah memang benar ternyata Nona Hollis hanyalah seorang wanita gemuk dengan rambut hampir beruban. Untunglah John seorang yang sangat cerdas dan berhikmat. Dia bisa saja berpikir pasti dapat mengeluarkan sebuah alasan lain untuk menggagalkan lamarannya. Dan tentunya jika itu terjadi, maka cerita ini tidak akan ada.
Seseorang akan sangat mudah tertipu dan tergoda untuk mengikuti mata jasmani dan mengabaikan kata hati. Orang lebih menyukai apa yang dapat dia lihat dan sentuh daripada apa yang dapat dirasakan dan disentuh oleh hatinya.
Ini adalah salah satu titik kegagalan manusia dalam menjalani kehidupannya sebagai orang yang beriman. Kita lebih tertarik meliht sebuah senyuman manis, daripada sikap hati. Kita lebih menyukai bola mata yang bulat dan bening ketimbang mata hati yang tajam dan peka. Kita lebih menyukai wajah rupawan daripada karakter yang bagus. Singkat kata, kita semu lebih menyukai hal-hal yang bersifat jasmaniah ketimbang hal-hal rohaniah. Itulah sebabnya seringkali kita tersandung karena ulah kita sendiri!!! |
Loker di isi oleh : uphik @ 10:04 AM |
|
Saturday, September 02, 2006 |
ReNunGaN ToDaY.... |
"Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara. Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara".
• Kita akan segera megerti bahwa ternyata "Pekerjaan" hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali.
• Tetapi empat bola lainnya * Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas.
• Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping- keping. Dan ingatlah *mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya.
• Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya.
• Bagaimana caranya?
• Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing- masing diri kita special.
• Jangan tetapkan tujuan dan sasaran Kita dengan mengaju pada apa yang orang lain anggap itu penting. Hanya Kita yang dapat mengerti dan merasa "apa yang terbaik untuk kita".
• Jangan mengangap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup mejadi kurang berarti.
• Jangan biarkan hidup kita terpuruk dengan hidup di "masa lampau" atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.
• Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
• Jangan takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.
• Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.
• Jangan berusaha untuk mengunci Cinta memasuki hidupmu dengan berkata : "tidak mungkin saya temukan". Cara tercepat mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya "sayap".
• Janganlah berlari, meskipun hidup tampak sangat cepat, sehingga kita lupa dari mana kita berasal dan juga lupa sedang menuju kemana kita.
• Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai. Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat Kita bawa kemanapun tanpa membebani.
• Jangan gunakan waktu dan kata-kata dengan sembrono. Karena keduanya tidak akan mungkin kita ulang kembali jika telah lewat. • Hidup bukanlah pacuan melainkan suatu perjalanan dimana setiap tahap sepanjang jalannya harus dinikmati.
• Dan akhirnya resapilah :
MASA LALU adalah SEJARAH, MASA DEPAN merupakan Misteri, dan SAAT INI adalah KARUNIA. |
Loker di isi oleh : uphik @ 10:09 PM |
|
|
Uphik |
 Orang Biasa, Tinggal di Malang, Indonesia.
|
Loker Yang Terisi |
|
Arsip Loker |
|
Yang Ngintip |

|
Sahabat |
|
Statistik |

|
Trim's |




|
|