Friday, September 23, 2005
PujiaN ....
Sesungguhnya orang lain MEMUJI kita bukan karena keadaan kita, tetapi orang lain MEMUJI kita karena SANGKAAN BELAKA. Yang tahu persis diri kita yang sebenarnya hanyalah kita dan Dzat yang Maha Menggenggam diri-diri kita, ALLAH SWT.

Tidak bisa dipungkiri SETIAP ORANG menyukai pujian. Kita tidak bisa MEMAKSA orang lain memuji kita, dan kita pun tidak bisa mencegah orang lain memuji kita. Dan, adakalanya pujian tersebut sembunyi dibalik kerendah hatian. “jangan puji saya, saya tidak ada apa-apa nya.” DIBALIK perkataan SAYA TIDAK ADA APA-APA NYA justru kita sedang ingin dipuji bahwa kita rendah hati. Padahal jelas, dibalik rendah hati itu tersimpan RIYA, yang tidak berwujud, yang terus menggerayangi, seperti semut hitam di atas batu hitam, di tengah gelap gulitanya malam.

Andaipun kita ingin tahu pujian yang paling dekat dengan diri kita yang sebenarnya, bisa dilihat dari pujian yang datang dari orang yang dekat dengan kita dan tahu keseharian kita. Jika mendapat sanjungan dari guru sebagai murid teladan, itu penilaian SEMU, guru tidak tahu keadaan kita; kalau kita mendapatkan penghargaan dari pemimpin, PEMIMPIN TAHU APA?? Dia tidak tahu keseharian kita. Dengan demikian kalau kita ingin mengukur penghargaan yang sebenarnya, lihat tanggapan dari orang yang paling dekat dengan kita. Kalau seorang suami bisa memuji istri atau seorang istri memuji suami, begitupun dengan seorang anak memuji orangtuanya, itu patut kita syukuri. Karena itu dekat dan tahu keseharian kita.

Dengan demikian, PUJIAN HAKIKI tidaklah datang dari sembarang orang, TAPI pujian datang dari kerabat terdekat. Makanya, jangan TAMAK akan PUJIAN dan jangan RAKUS akan penghargaan. PUJIAN, PENGHARGAAN, SANJUNGAN itu tidak seberapa dengan keadaan yang sebenarnya. Sikapi semuanya secara proporsional. Jangan sampai pujian memperdaya kita.

Seperti halnya HINA an. Penghinaan seseorang tidak seberapa dibandingkan KeHINAAN yang aslinya. Jangan sedih di kala ada yang menghina karena itu terlalu ringan dibandingkan dengan kejelekan kita. Kalau kita masih takut oleh caci maki, maka kita akan banyak hati-hati, menjadikan langkanya tidak pasti. Saudaraku, tidak ada ALASAN bagi kita untuk terus memproporsionalkan perlakuan orang lain terhadap kita. Hanya PUJIAN dari Allah lah pujian yang hakiki, yang pantas kita dapati.
Loker di isi oleh : uphik @ 8:18 PM  
3 Comments:
  • At 10:27 PM, Blogger loper said…

    Pujian tidak harus tidak diberikan kepada orang yang berhak kok, kalo menunggu pujian dari Tuhan maka kita hidup tidak memerlukan lain selain memuja dan memuji Tuhan setiap hari .. apa siap?

     
  • At 10:06 PM, Anonymous Anonymous said…

    waduh kok gak metu comen ku yo?

     
  • At 10:20 PM, Anonymous Anonymous said…

    walah kok sekarang keluar...
    pujian kita dapat sewaktu kita lahir didunia ini orangtua kitalah yg pertama kali memberi pujian untuk kita.
    pujian itu seperti obat semangat hidup
    setiap orang wajar jika ingin di puji meski dia berkata tidak mau di puji
    pujilah orang asal tidak ada sesuatu di balik pijian itu
    misal : muji orang terus pinjam utangan ke orang itu hehehehh

    Upiek tulisan ne apik seppp (ini memuji)
    Kalau ada siomay traktir lagi ya (ada maunya heheh guyon² pik)

     
Post a Comment
<< Home
 
 
Uphik



Orang Biasa, Tinggal di Malang, Indonesia.

Loker Yang Terisi
Arsip Loker
Yang Ngintip

Sahabat

Statistik

Web Statistic

Trim's

Thanks to Blogger

Thanks For The Template

Trims Buat Header Yang Manis

Thanks for Redesigning and finishing this blog

© 2005 uphik
jUsT siMpL3 bLoG, It's aLL aBouT mE ... HopE aLL oF yOu LikE It....